Monday, September 22, 2025

China meluncurkan Satelit Zhangheng 1B untuk Pengamatan Geospasial

Cina kembali mencatat pencapaian penting di bidang antariksa dengan berhasil meluncurkan roket Long March 2D dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Gurun Gobi, Sabtu sore. Roket tersebut membawa satelit Zhangheng 1B, satelit pertama Cina yang dikhususkan untuk memantau medan geofisika Bumi, ke orbit yang telah ditentukan. Peluncuran pada pukul 15.56 waktu setempat ini menandai langkah maju dalam upaya memperkuat kemampuan Cina dalam observasi geofisika berbasis satelit.

Menurut Administrasi Luar Angkasa Nasional Cina (CNSA), keberadaan Zhangheng 1B akan meningkatkan sistem pemantauan terintegrasi ruang–udara–darat, terutama dalam menghadapi bencana alam besar. Satelit ini merupakan hasil kerja sama internasional, khususnya dengan Italia, berdasarkan nota kesepahaman yang ditandatangani pada tahun 2019. Dirancang dengan masa operasional enam tahun, Zhangheng 1B membawa sembilan instrumen ilmiah, termasuk detektor medan listrik yang dikembangkan bersama Cina–Italia, serta detektor partikel energi tinggi buatan Italia.


Satelit Buah Kerja Sama Cina–Italia

Menariknya, Zhangheng 1B lahir dari kerja sama internasional. Pada 2019, Cina dan Italia menandatangani nota kesepahaman, dan hasilnya kini benar-benar mengorbit. Satelit ini dirancang untuk bekerja selama enam tahun dengan membawa sembilan instrumen ilmiah.

Beberapa instrumen andalan adalah detektor medan listrik yang dikembangkan bersama Cina–Italia, serta detektor partikel energi tinggi buatan Italia. Perangkat-perangkat ini memungkinkan satelit menangkap data penting yang sebelumnya sulit didapat. 

Fungsi dan Misi Satelit Zhangheng 1B

Satelit ini memiliki misi utama untuk melakukan pengukuran hampir real-time terhadap berbagai parameter geofisika. Instrumen di dalamnya mampu merekam medan elektromagnetik global, gelombang elektromagnetik, ionosfer, hingga atmosfer netral. Selain itu, Zhangheng 1B juga dirancang untuk mendeteksi anomali elektromagnetik yang diakibatkan oleh aktivitas geologi maupun aktivitas manusia.

Fungsi lain yang tak kalah penting adalah kemampuan merekam fenomena atmosfer seperti petir dan badai guntur. Data yang diperoleh akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas deteksi dini, penilaian risiko, serta sistem peringatan dini bencana alam besar seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan badai petir. Dengan begitu, satelit ini diharapkan bisa memberi kontribusi nyata bagi upaya mitigasi bencana di tingkat global.

Manfaat bagi Cina dan Dunia

Selain untuk pemantauan bencana, Zhangheng 1B juga akan mendukung berbagai sektor lain. Misalnya dalam manajemen darurat, pemetaan sumber daya alam, serta operasi komunikasi dan navigasi. Bahkan, data yang dihasilkan juga akan menjadi dasar penting dalam penelitian ilmiah serta kerja sama teknologi antarnegara, terutama yang tergabung dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative).

Kehadiran Zhangheng 1B melengkapi eksistensi Zhangheng 1A yang telah lebih dulu diluncurkan pada Februari 2018 dan hingga kini masih beroperasi. Zhangheng 1A, atau yang dikenal sebagai China Seismo-Electromagnetic Satellite, membawa enam instrumen utama untuk mengamati efek elektromagnetik dari gempa bumi di seluruh dunia. Dibanding pendahulunya, Zhangheng 1B hadir dengan konfigurasi teknis yang lebih baik dan instrumen yang lebih beragam, sehingga mampu mengukur parameter fisik yang lebih luas.

Kolaborasi Satelit untuk Pemantauan Maksimal

Menariknya, kedua satelit ini akan beroperasi dalam fase berbeda namun berada pada bidang orbit yang sama. Dengan cara tersebut, Zhangheng 1A dan Zhangheng 1B akan saling melengkapi dalam melakukan observasi terpadu. Kolaborasi ini diyakini mampu meningkatkan resolusi spasial dan temporal dalam pemantauan geofisika Bumi. Para perancang menyebut, langkah ini memungkinkan kedua satelit lebih optimal dalam melaksanakan tugas ilmiah maupun operasionalnya.

Penutup

Peluncuran Zhangheng 1B menunjukkan komitmen Cina untuk terus memperkuat teknologi antariksa, khususnya di bidang pemantauan geofisika dan mitigasi bencana. Kerja sama dengan Italia juga memperlihatkan bahwa riset antariksa tidak lagi menjadi domain satu negara, melainkan upaya kolaboratif demi kepentingan bersama. Dengan adanya satelit ini, diharapkan dunia akan lebih siap menghadapi risiko bencana alam besar melalui sistem deteksi dini yang lebih akurat dan komprehensif.

Sumber 

No comments:

Post a Comment